WUJUD BUDAYA SASAK DALAM NOVEL SANGGARGURI: KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA

Tujuan tulisan ini adalah mendeskripsikan wujud budaya Sasak yang terdapat dalam novel Sanggarguri dan menjelaskan fungsi tersebut bagi masyarakat setempat. Metode pengumpulan data digunakan penelitian teknik baca catat, sedangkan analisis deskriptif kualitatif dengan tahapan: reduksi data, sajian penarikan simpulan. Penelitian menemukan tiga Sanggarguri, yaitu (1) gagasan berupa sêsênggak, awik-awik atau hukum adat, sênggeger; (2) aktivitas (tingkah laku) bêsêlam, ziarah makam, sembeq, pêrêbaq jangkih, bêtabêq mênyilaq, mulut adat (maulid Nabi Muhammad secara adat), sêntulak, roah; (3) artefak (karya/material) tabaq, rantok, tas gêgandek, kêmaliq, bêrugaq (sêkênêm), batu têtandan, tetunjang, opak ambon, ancak, takêpan, sedah lanjaran, pakaian (dodot, sapuq, kemben, cipoq, bêbêt bêngkung), tambok cêraken, minyak jêlêng, seni musik (gêndang bêleq, rebana barungan (burdah), tawaq-tawaq), tari (rudat). Fungsi dari jenis berfungsi menggambarkan syariat sebagai kritikan terhadap sering meninggalkan tradisi ritual-ritual menciptakan kedamaian antara manusia alam, sarana berdoa kepada Tuhan; untuk memperkenalkan tentang Sasak, identitas melestarikan sudah mulai hilang; material perangkat perlengkapan acara roh pada tempat berlangsungnya ritual khusus obat, pengisi bêgawe ‘pesta’.